الحَمْدُ للهِ الَّذِي أَمَرَنَا بِالهِجْرَةِ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ؛ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ و رَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ؛ اللهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ إِمَامُ خَيْرِ الأُمَّةِ، وَعَلَى آلِهِ وَ أَصْحَابِهِ وَ مَنْ تَبِعَ هُدَاهُ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ. أمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُصِيْكُمْ وَ إِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي قُرْآنِهِ الكَرِيْمِ: أَعُوْذُ بَاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمَ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ، ۞وَمَن يُهَاجِرۡ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ يَجِدۡ فِي ٱلۡأَرۡضِ مُرَٰغَمٗا كَثِيرٗا وَسَعَةٗۚ وَمَن يَخۡرُجۡ مِنۢ بَيۡتِهِۦ مُهَاجِرًا إِلَى ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ ثُمَّ يُدۡرِكۡهُ ٱلۡمَوۡتُ فَقَدۡ وَقَعَ أَجۡرُهُۥ عَلَى ٱللَّهِۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورٗا رَّحِيمٗا ١٠٠ (النِّسَاء: 100)
Pada hari yang mulia ini, kita berkumpul di rumah Allah SWT, di hari Jumat yang penuh berkah, dalam suasana khusyuk menyambut kedatangan tahun baru Islam, 1 Muharram 1447 Hijriah. Pergantian tahun ini bukanlah sekadar perubahan angka di kalender. Ini
adalah momen krusial bagi kita untuk berhenti sejenak, melakukan introspeksi mendalam atas segala amal perbuatan di masa lalu, dan merancang langkah-langkah konstruktif untuk masa depan yang lebih baik. Mari kita jadikan momen ini sebagai titik tolak (hijrah), sebuah perpindahan dari kelalaian menuju kesadaran, dari kemaksiatan menuju ketaatan, dan dari kegelapan menuju cahaya petunjuk Ilahi.Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Peristiwa Hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah lebih dari sekadar perjalanan fisik. Ia adalah manifestasi dari sebuah transformasi besar; perpindahan dari lingkungan yang penuh tekanan dan permusuhan menuju sebuah masyarakat yang dibangun di atas pondasi persaudaraan, keadilan, dan kasih sayang. Hijrah mengajarkan kita tentang kesabaran dalam menghadapi cobaan, keteguhan dalam memegang prinsip, dan pentingnya membangun komunitas yang solid. Spirit hijrah inilah yang seharusnya menginspirasi kita di setiap pergantian tahun.
Namun, di tengah suka cita dan semangat hijrah yang kita gelorakan, hati kita mungkin terasa miris dan prihatin menyaksikan gejolak serta ketegangan yang terus berkecamuk di berbagai belahan dunia. Khususnya, konflik yang berkepanjangan dan semakin memanas antara Israel dan Iran menjadi sorotan utama. Kita menyaksikan bagaimana ancaman perang terbuka membayangi, penderitaan tak berujung menimpa banyak jiwa tak bersalah, dan kehancuran struktural serta kemanusiaan menjadi pemandangan sehari-hari. Konflik ini, dengan akar yang kompleks dari faktor politik, sejarah, ideologi, dan bahkan interpretasi keagamaan, menunjukkan betapa rapuh dan rentannya perdamaian di muka bumi ini. Ini adalah bukti nyata bahwa egoisme, dendam, dan hasrat kekuasaan dapat dengan mudah menghancurkan tatanan kehidupan.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Sebagai umat Islam, kita memiliki kewajiban moral dan agama yang sangat jelas untuk menjunjung tinggi nilai-nilai perdamaian, keadilan, dan kemanusiaan universal. Agama kita, Islam, yang secara harfiah berarti "kedamaian" dan "ketundukan kepada Allah," secara tegas menolak segala bentuk penindasan, kezaliman, dan pertumpahan darah yang tidak dibenarkan. Al-Qur'an dan Sunnah Nabi SAW adalah panduan utama kita yang senantiasa mengajarkan untuk menyeru kepada kebaikan (amar ma'ruf) dan mencegah kemungkaran (nahi munkar), serta berupaya keras untuk meredakan perselisihan dan menciptakan harmoni dalam masyarakat.
Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Hujurat ayat 10:
اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ ١٠
Artinya: "Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang bertengkar) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat."
Ayat yang mulia ini bukan hanya seruan internal bagi sesama Muslim, tetapi juga mengandung pelajaran universal tentang pentingnya mendamaikan perselisihan. Jika persaudaraan sesama Muslim adalah pondasi utama, maka kita memiliki tanggung jawab besar untuk berupaya mendamaikan perselisihan, bahkan jika itu terjadi di antara kelompok-kelompok yang berbeda ideologi atau keyakinan. Lebih luas lagi, ajaran Islam menekankan pentingnya menjaga hubungan baik dengan seluruh umat manusia, tanpa memandang ras, agama, atau kebangsaan. Ini adalah implementasi dari rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi seluruh alam) yang dibawa oleh Rasulullah SAW.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Pergantian tahun baru Islam ini harus menjadi momentum bagi kita untuk memperbarui tekad dan komitmen dalam menyebarkan pesan perdamaian dan keadilan. Lalu, apa yang bisa kita lakukan sebagai individu dan sebagai bagian dari umat Islam yang lebih besar?
Pertama, kita harus senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Hanya dengan hati yang bersih, jiwa yang tenang, dan iman yang kokoh, kita akan lebih mampu melihat permasalahan dengan jernih, memahami akar masalah, dan bertindak bijaksana. Takwa adalah perisai yang melindungi kita dari godaan hawa nafsu dan bisikan setan yang mengajak kepada permusuhan.
Kedua, kita harus memperkuat persatuan dan solidaritas umat, baik di tingkat lokal maupun global. Di tengah polarisasi dan perpecahan global, umat Islam harus menunjukkan contoh nyata persatuan, bukan hanya sesama Muslim, tetapi juga dengan seluruh pihak yang mendambakan keadilan, perdamaian, dan kemanusiaan. Kita harus mampu menjadi jembatan perdamaian, bukan tembok pemisah.
Ketiga, kita perlu berkontribusi aktif dalam upaya-upaya kemanusiaan dan perdamaian. Bantuan konkret kepada korban konflik, doa tulus untuk mereka yang tertindas, serta dukungan terhadap inisiatif-inisiatif perdamaian yang digagas oleh berbagai pihak, adalah bentuk nyata dari kepedulian kita. Setiap tetes keringat, setiap butir doa, insya Allah akan menjadi saksi di hadapan Allah SWT.
Keempat, kita harus sangat berhati-hati dan menjauhi provokasi serta penyebaran kebencian. Di era informasi yang serba cepat dan banjirnya media sosial, sangat mudah bagi kita untuk terpengaruh oleh berita-berita palsu (hoax) atau informasi yang bersifat memecah belah. Hendaklah kita senantiasa menerapkan prinsip tabayyun (mencari kejelasan) dan menyaring informasi dengan bijak. Jangan sampai kita menjadi alat bagi pihak-pihak yang ingin mengadu domba.
Marilah kita jadikan Muharram 1447 H ini sebagai awal dari hijrah kita yang sesungguhnya: hijrah menuju perbaikan diri, perbaikan keluarga, perbaikan masyarakat, dan pada akhirnya, perbaikan dunia. Semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita ke jalan yang benar, melindungi kita dari segala fitnah dan keburukan, serta menganugerahkan kedamaian, keberkahan, dan kemuliaan bagi seluruh umat manusia.
بَارَكَ اللهُ لِي وَ لَكُمْ وَ نَفَعَنِى وَ إِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَ ذِكْرِ الحَكِيْمِ، وَ تَقَابِلَ مِنِّى وَ مِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua
لحَمْدُ للهِ حَمْدًا طَيِّبًا كَثِيْرًا مُبَارَكًا فِيْهِ، اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَ أَصْحَابِهِ وَ مَنْ تَبِعَ هُدَاهُ وَ سَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. أما بعد. عِبَادَ اللهِ، أُصِيْكُمْ وَ إِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى: "إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِيِّۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ صَلُّواْ عَلَيۡهِ وَسَلِّمُواْ تَسۡلِيمًا".
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Mari kita perbanyak doa di hari yang penuh berkah ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kita kekuatan dan petunjuk untuk menjalani kehidupan yang lebih baik di tahun baru ini. Ingatlah bahwa setiap doa yang tulus akan didengar oleh-Nya.
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ سَلِّمْ وَ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْ كُلِّ صَحَابَةِ رَسُوْلِ اللهِ أَجْمَعِيْنَ، حَمْدًا شَاكِرِيْنَ حَمْدًا نَاعِمِيْنَ حَمْدًا يُوَافِي نِعَمَهُ وَ يُكَافِئُ مَزِيْدَهُ، يَارَبَّنَا لَكَ الحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِى لِجَلَالِ وَجْهِكَ الكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ، رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَ إِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ؛ رَبَّنَا اغْفِرْلَنَا ذُنُوْبَنَا وَ ذُنُوْبَ وَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا، اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَ المُسْلِمَاتِ وَ المُؤْمِنِيْنَ وَ المُؤْمِنَاتِ الأحْيَاءِ مِنْهُمْ وَ الأمْوَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحِمَ الرَّاحِمِيْنَ. اللهُمَّ يَا عَلَّامَ الغُيُوْبِ، وَيَا سَتَّارَ العُيُوْبِ وَيَا مُقَلِّبَ القُلُوْبِ، وَغَفَّارَ الذُّنُوْبِ، وَيَا رَافِعَ الضَرِّ عَنْ أُيُوْبٍ، اِكْشِفْ عَنَّا كُلَّ الكُرُوْبِ، وَادْفَعْ جَمِيْعَ البَلَايَا وَالخُطُوْبِ، سُبْحَانَكَ فِيْكَ المَرْغُوْبِ، وَمِنْكَ المَطْلُوْبِ وَالمَرْهُوْبِ، إِيَّاكَ نَسْتَغْفِرُ، وَإِلَيْكَ نَتُوْبُ. اللهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ سَلَامَةً فِي الدِّيْنِ وَ عَافِيَةً فِي الجَسَدِ وَ زِيَادَةً فِي العِلْمِ وَ بَرَكَةً فِي الرِّزْقِ، وَ تَوْبَةً قَبْلَ المَوْتِ وَ رَحْمَةً عِنْدَ المَوْتِ وَ مَغْفِرَةً بَعْدَ المَوْتِ، اللهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا فِي سَكَرَاتِ المَوْتِ وَ النَّجَاةَ مِنَ النَارِ وَ العَفْوَ عِنْدَ الحِسَابِ. اَللّٰهُمَّ أَنْتَ الأَبَدِيُّ القَدِيمُ الأَوَّلُ وَعَلَى فَضْلِكَ العَظِيْمِ وَكَرِيْمِ جُوْدِكَ المُعَوَّلُ، وَهٰذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ أَقْبَلَ، أَسْأَلُكَ العِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَأَوْلِيَائِهِ، وَالعَوْنَ عَلَى هٰذِهِ النَّفْسِ الأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ، وَالاِشْتِغَالَ بِمَا يُقَرِّبُنِيْ إِلَيْكَ زُلْفَى يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ العِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَ سَلَامٌ عَلَى المُرْسَلِيْنَ وَ الحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ. عِبَادَ اللهِ! إِنَّ ٱللَّهَ يَأۡمُرُ بِٱلۡعَدۡلِ وَٱلۡإِحۡسَٰنِ وَإِيتَآيِٕ ذِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَيَنۡهَىٰ عَنِ ٱلۡفَحۡشَآءِ وَٱلۡمُنكَرِ وَٱلۡبَغۡيِۚ يَعِظُكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَذَكَّرُونَ ٩٠ (النحل: 90) وَ لَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ، أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَ لَكُمْ. أَقِمِ الصَّلَاةَ.
Khutbah Jumat Singkat : 1 Muharram 1447 H dan Refleksi Perdamaian Global
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment