Khutbah Pertama
الحمد لله
الحمد لله الذي أمر بالعدل والإحسان، ونهى عن الظلم والطغيان، وجعل العدل أساس الحكم، وأمرنا بحفظ الأمانة، وأداء الحقوق إلى أهلها.
أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله، صلّى الله عليه وعلى آله وصحبه وسلم تسليماً كثيراً.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Saya wasiatkan kepada diri saya sendiri dan kepada jamaah sekalian untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah ﷻ dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, karena ketakwaan adalah sumber kemuliaan hidup di dunia dan keselamatan di akhirat.
Belakangan ini kita mendengar peristiwa di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, di mana pemerintah daerah menetapkan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) hingga sekitar 250 persen. Kenaikan yang cukup besar ini menimbulkan keresahan dan protes dari masyarakat, karena dianggap memberatkan dan kurang melalui musyawarah. Alhamdulillah, setelah terjadi dialog dan masukan dari berbagai pihak, kebijakan tersebut akhirnya dibatalkan, dan pemerintah berjanji mengembalikan selisih pembayaran kepada masyarakat.
Dari kejadian ini kita belajar, bahwa setiap kebijakan publik, apalagi yang menyangkut hajat hidup orang banyak, harus berdasarkan prinsip keadilan, musyawarah, dan transparansi.
Allah ﷻ berfirman:
> إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا ۖ وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ
"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaklah kamu menetapkannya dengan adil." (QS. An-Nisā’ [4]: 58)
Rasulullah ﷺ bersabda:
> الإمام راعٍ ومسؤولٌ عن رعيته
"Seorang pemimpin adalah penggembala dan akan dimintai pertanggungjawaban atas rakyat yang dipimpinnya." (HR. Bukhari dan Muslim
Pemimpin yang baik tidak hanya membuat aturan, tetapi juga mendengar suara rakyat, mempertimbangkan kemampuan mereka, dan memastikan kebijakan membawa maslahat, bukan mudarat.
Khutbah Kedua
الحمد لله، نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له.
Jamaah yang dimuliakan Allah,
Islam mengajarkan bahwa pajak (al-maks) hanya boleh dipungut jika benar-benar diperlukan untuk kemaslahatan umum, dilakukan dengan kadar yang adil, serta dikelola secara jujur dan transparan. Pajak yang berlebihan dan memberatkan tanpa musyawarah adalah bentuk kedzaliman yang dilarang.
Peristiwa di Pati mengingatkan kita bahwa:
1. Pemimpin harus peka terhadap kondisi rakyat.
2. Rakyat berhak menyampaikan aspirasi dengan cara yang baik dan tertib.
3. Keadilan dan amanah adalah tiang utama dalam pemerintahan.
Allah ﷻ berfirman:
> إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
"Sesungguhnya Allah menyuruh berlaku adil, berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan." (QS. An-Nahl [16]: 90)
Marilah kita berdoa kepada Allah ﷻ agar negara ini dipimpin oleh orang-orang yang adil, amanah, dan peduli terhadap rakyatnya.
اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات، والمؤمنين والمؤمنات، الأحياء منهم والأموات.
اللهم ولِّ أمورنا خيارنا، ولا تولِّ أمورنا شرارنا، واجعل ولايتنا فيمن خافك واتقاك واتبع رضاك.
ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار.
عباد الله،
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَان
وأقم الصلاة
No comments:
Post a Comment